mengimani kitab allah tidaklah hanya membenarkan dalam hati tetapi harus

Sungguhrugi manusia yang tidak mengimani kitab-kitab Allah swt, tidak pernah membaca, memahami, memegang teguh serta melaksanakan isi kitab suci itu. Pengertian iman kepada kitab Allah swt Menurut bahasa, iman adalah percaya atau membenarkan. Menurut istilah, iman adalah kepercayaan yang diyakini kebenarannya dalam hati, diucapkan dengan lisan
Muslim. Maka setiap muslim diperintahkan untuk menjaga dan memperhatikan fitrah-nya agar ketika menyimpang segera kembali kepada rel asalnya dan bagi yang telah beriman semakin bertambah keimanannya. Allah - Subhanahu wa Ta'ala - memperlihatkan ayat-ayat kekuasaanNya sebagai bukti ke-Esaan Rububiyah dan Uluhiyah-Nya.
Alkitab adalah Kitab Suci umat Kristen, sudah ada sebelum Al-Quran. Isi Alkitab terdapat Taurat, Zabur, dan Injil. Semua kitab ini merupakan kitab penting dan wajib diimani umat Islam. Namun sebagian umat Islam bertanya, bagaimana cara mengimani kitab sebelum Al-Quran? Sebelum tahu cara mengimani kitab sebelum Al-Quran, maka kaum Mukmin harus mengerti terlebih dahulu apa yang Al-Quran sampaikan tentang Kitab sebelumnya, yaitu Alkitab. Al-Quran Menyatakan Untuk Menegakkan Ajaran Alkitab Al-Quran menyatakan mukmin perlu melakukan ajaran kebenaran Kitab Allah. “Hai Ahli Kitab, kamu tidak dipandang beragama sedikit pun hingga kamu menegakkan ajaran-ajaran Taurat, Injil dan Al Qur’an yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu…” Qs 568. Ayat ini menegaskan pentingnya mukmin juga menerapkan kebenaran Taurat dan Injil. Mengapa demikian? Apakah Anda pernah membaca Alkitab? Atau mendengar pengajaran mengenai inti dari Kitab Suci Kristen itu? Mari kita melihat pembahasan Taurat, Zabur, dan Injil. Anda bisa menjadi Mukmin yang baik dengan mengimani dan menerapkan kebenaran Allah. Mengimani Kitab Terdahulu Karena Ada Petunjuk Allah Al-Quran menuliskan pentingnya isi Alkitab. “…Allah membenarkan kitab yang sebelumnya, yaitu Taurat. Dan Kami telah memberikan kepadanya Kitab Injil sedang di dalamnya ada petunjuk dan cahaya yang menerangi, dan membenarkan kitab yang sebelumnya, yaitu Kitab Taurat. Dan menjadi petunjuk serta pengajaran untuk orang-orang yang bertakwa” Qs 546. Rupanya dalam Taurat, Zabur dan Injil ada petunjuk dan cahaya. Hal ini sangat penting bagi kehidupan manusia. Al-Quran menekankan kepentingannya dengan menyatakan, “…kamu tidak dipandang beragama sedikit pun…” Qs 568 sampai menerapkan kebenaran Kitab Allah. Apakah Anda tahu apa petunjuk dan cahaya dalam Alkitab? Mari kita mulai mengenal Alkitab. Anda akan menemukan petunjuk dan cahaya di dalamnya. Perkenalan Isi Alkitab Taurat, Zabur, Injil Kitab Suci umat Kristen/Nasrani adalah Alkitab. Isinya terdiri dari Taurat, Zabur, dan Injil. Alkitab terbagi 2 bagian. Perjanjian Lama berisi kitab Taurat, Zabur dan nubuatan para nabi. Perjanjian baru berisi kitab Injil dan Inspirasi Allah melalui para Rasul. Alasan penyebutan “Perjanjian” karena Allah membuat perjanjian dengan manusia. Pertama, antara Musa dengan bangsa Israel. Kedua antara Isa Al-Masih dengan seluruh umat manusia. Alkitab total berisi 66 kitab. Penjabarannya adalah 39 kitab pada Perjanjian Lama. 5 Kitab Taurat. 12 Kitab Sejarah. 5 Kitab Puisi. 5 Kitab Para Nabi-nabi Besar. 12 kitab Para Nabi-nabi Kecil. 27 kitab Perjanjian Baru. 4 Kitab Injil. 1 Kitab Sejarah. 21 Kitab-kitab Rasuli. 1 Kitab Wahyu. Latar Belakang Penulisan Alkitab Penulisan Alkitab dalam kurun waktu sekitar 1500 tahun. Dari zaman Nabi Musa 2000 SM hingga Rasul Yohanes sekitar 90 M. Dalam wilayah tiga kontingen yang berbeda, yaitu Asia, Eropa, dan Afrika. Allah mewahyukan Alkitab dengan tiga bahasa, yaitu Ibrani, Aram dan Yunani. Sebagian besar kitab Perjanjian Lama tertulis dalam bahasa Ibrani. Sebagian kecil dalam bahasa Aram. Sementara Kitab Perjanjian Baru penulisannya dalam bahasa Yunani. Alkitab terdiri dari berbagai gaya bahasa. Antara lain adalah Narasi Puisi Perumpamaan Nubuatan Sejarah Khotbah Hukum Doa Surat Dan sebagainya. Tiap gaya penulisan memiliki metode tafsir masing-masing. Alkitab terdiri dari 40 orang penulis. Dengan latar belakang yang jauh berbeda. Ada yang raja, penggembala ternak, nelayan, cendekiawan dan sebagainya. Namun semuanya dipimpin oleh Ruh Allah. “sebab tidak pernah nubuat dihasilkan oleh kehendak manusia, tetapi oleh dorongan Roh Kudus orang-orang berbicara atas nama Allah” Injil, 2 Petrus 121. Pembuktian Keaslian Isi Alkitab Melihat keragaman latar belakang ini membuat kita bertanya apakah isi Alkitab sesuai? Apakah ada perubahan sepanjang sejarah? Bisakah kita percaya keotentikan Kitab Suci umat Kristen? Mari kita lihat beberapa pembuktian keaslian Alkitab. Pembuktian secara sejarah. Bangsa Yahudi telah mengenal tulisan dari sejak abad ke 10/11 Sebelum Masehi. Sehingga mereka mampu membuat banyak tulisan naskah asli. Mereka juga teliti membuat kopian naskah. Pembuktian dari data arkeologi kopian naskah asli. Ada banyak bukti kopian naskah asli ditemukan. Salah satu yang paling baik adalah Naskah Laut Mati. Naskah ini memuat hampr seluruh kopian Perjanjian Lama. Perjanjian Baru juga memiliki banyak sekali kopian. Ada lebih dari dari kopian naskah Injil. Semua kopian ini membuktikan kesamaan isi dengan Alkitab yang ada sekarang. Tidak mungkin Paulus merubahnya! Ada banyak sekali saksi mata. Yaitu orang yang hidup pada zaman Isa yang juga hidup sampai zaman Paulus. Mereka mendengar ajaran Isa secara langsung. Jika Paulus mengajarkan ajaran berbeda pasti akan mudah diketahui. Namun, para saksi mata tidak protes. Mereka malah meneguhkan apa yang Paulus ajarkan. Hal ini membuktikan Paulus hanya menyatakan ajaran dari Isa Al-Masih. “…aku [Paulus] tidak akan berani berkata-kata tentang sesuatu yang lain, kecuali tentang apa yang telah dikerjakan Kristus [Isa Al-Masih]…” Injil, Roma 1518. Pembuktian keakuratan nubuat. Alkitab memiliki kesamaan isi. Walau tertulis oleh banyak penulis dengan berbagai latar belakang. Ada benang merah yang menyatukan semuanya. Ada banyak sekali nubuatan tertulis ratusan tahun sebelumnya. Semuanya tergenapi dengan akurat. Hal inilah yang menjadi tanda utama keajaiban Kitab Suci umat Kristen. Mari kita lihat contoh isi nubuatan dalam Alkitab. Keajaiban Ramalan Alkitab Semua ramalan Alkitab tergenapi dengan akurat. Beberapa contoh adalah Isa Al-Masih lahir dari perawan. “…Sesungguhnya, seorang perempuan muda [perawan] mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki…” Taurat, Yesaya 714 = Injil, Matius 122-23. Isa Al-Masih menderita aniaya. “Bahkan sahabat karibku yang kupercayai, yang makan rotiku, telah mengangkat tumitnya terhadap aku” Zabur 4110 = Injil, Yohanes 1318. Isa Al-Masih dibangkitkan dari kematian. “Tetapi Allah akan membebaskan nyawaku [Isa Al-Masih] dari cengkeraman dunia orang mati, sebab Ia akan menarik aku” Zabur 4916 = Injil, Matius 282-7. Rupanya cara terbaik dan tanda Mukmin mengimani kitab sebelum Al-Quran adalah percaya kepada Isa Al-Masih. Isa Al-Masih Adalah Petunjuk dan Cahaya yang Allah Janjikan Kedatangan Isa Al-Masih ke dunia menggenapi nubuat dari para nabi sebelumnya. Kedatangan-Nya menggenapi janji Allah bagi umat-Nya. Allah berjanji memberikan petunjuk dan cahaya bagi umat-Nya. Inilah jalan-Nya agar semua umat manusia dapat kembali kepada-Nya. Isa bersabda Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa [Allah], kalau tidak melalui Aku.” Injil, Yohanes 146. Isa Al-Masih adalah Sang Jalan Allah. Dengan mengikuti Isa Al-Masih kita pasti mengikuti Kebenaran, inilah petunjuk Allah. Selanjutnya dengan percaya kepada-Nya kita akan menerima “Hidup Kekal” dari Dia. Inilah cahaya Allah agar manusia mendapatkan surga. Jadi, Alkitab–Kitab Suci umat Kristen–adalah Kitab Suci seluruh manusia. Tujuannya agar manusia mendapatkan jalan yang benar untuk datang kepada Allah. Percayalah kepada Isa Al-Masih agar Anda beroleh kemuliaan hidup kekal itu! [Staf Isa dan Islam – Untuk masukan atau pertanyaan mengenai artikel ini, silakan mengirim email kepada Staff Isa dan Islam.] Lihat artikel ini dalam bentuk video Artikel Terkait Berikut ini link-link yang berhubungan dengan artikel “Bagaimana Cara Muslim Mengimani Kitab Sebelum Al-Quran? Jika Anda berminat, silakan klik pada link-link berikut Pandangan Penafsir Al-Quran Soal Bukti Alkitab Palsu Adakah Bagian Alkitab Yang Sudah Hilang? Logika Kristen dan Kitab Islam, “Alkitab Tidak Dirubah” Wajibkah Orang Islam Membaca Injil? Video Bagaimana Membandingkan Alkitab Dengan Kitab Lain? Mana Yang Asli, Kitab Allah Atau Al-Quran? Fokus Pertanyaan Untuk Dijawab Pembaca Staf IDI berharap Pembaca hanya memberi komentar yang menanggapi salah satu pertanyaan berikut Setelah membaca artikel di atas apa pendapat Saudara tentang Alkitab? Apakah Saudara seorang Muslim sudah mengerti cara mengimani kitab sebelum Al-Quran, setelah membaca penjelasan artikel ini? Jelaskan! Alkitab terdiri dari Perjanjian Lama dan Baru. Apakah janji dalam Alkitab bagi umat manusia? Komentar yang tidak berhubungan dengan tiga pertanyaan di atas, walaupun dari Kristen maupun Islam, maaf bila terpaksa kami hapus. Untuk menolong para pembaca, kami memberi tanda ***** pada komentar-komentar yang kami rasa terbaik dan paling menolong mengerti artikel di atas. Bila bersedia, silakan juga mendaftar untuk buletin mingguan, “Isa, Islam dan Al-Fatihah.” Apabila Anda memiliki tanggapan atau pertanyaan atas artikel ini, silakan menghubungi kami dengan cara klik link ini. atau SMS ke 0812-8100-0718
Mengimanikitab-kitab Allah wajib hukumnya dan sebaliknya, mengingkari salah satu kitab Allah sama saja mengingkari seluruh kitab Allah yang diturunkan ke dunia. Sebagai wujud cinta kepada kitab suci Allah, kita belum cukup hanya membaca dan mendengarkan saja, akan tetapi juga harus memahamu kandungannya, kemudian mengamalkan dan
Sejak Nabi Adam as. sampai Nabi Muhammad saw., para rasul datang untuk menyampaikan ajaran Allah Swt. kepada umat-Nya. Sebagai manusia biasa, para rasul juga akan meninggal dunia. Sepeninggal para rasul kehidupan umat manusia mengalami pergeseran dan ada yang mulai meninggalkan ajarannya. Saat itulah kehidupan umat manusia mulai kacau karena mereka tidak lagi berpedoman sebagaimana yang telah dibawa oleh rasul. Dengan diturunkannya kitab suci, umat manusia memiliki pedoman hidup. Al-Qur’an adalah kitab suci umat Islam yang diwahyukan oleh Allah Swt. Melalui Malaikat Jibril secara berangsur-angsur kepada Nabi Muhammad saw. Al-Qur’an merupakan kitab suci terakhir dan merupakan penyempurna kitab-kitab sebelumnya. Isi kitab suci al-Qur’an mencakup seluruh inti wahyu yang telah diturunkan kepada para nabi dan rasul sebelumnya. Al-Qur’an adalah mukjizat Nabi Muhammad saw. yang terbesar dan abadi di antara mukjizat-mukjizat lainnya. Oleh karena itu, al- Qur’an idealnya menjadi pedoman sekaligus menjadi dasar hukum bagi kehidupan seluruh umat manusia dalam mencapai kebahagiaan di dunia dan di akhirat. Rasulullah saw. menegaskan bahwa manusia tidak tersesat dalam menjalani hidupnya selama berpegang teguh pada al-Qur’an dan hadis. Artinya “Kutinggalkan untukmu dua perkara pusaka, kalian tidak akan tersesat selama berpegang teguh kepada keduanya, yaitu al-Qur’an dan sunnah rasul-Nya.” Hakim A. Pentingnya Mengimani Kitab-Kitab Allah Swt. Iman kepada kitab Allah Swt. artinya meyakini sepenuh hati bahwa Allah Swt. telah menurunkan kitab kepada nabi atau rasul yang berisi wahyu untuk disampaikan kepada seluruh umat manusia. Di dalam al-Qur’ān disebutkan bahwa ada 4 kitab Allah Swt. yang diturunkan kepada para nabi-Nya, yaitu; Taurāt diturunkan kepada Nabi Musa as., Zabūr kepada Nabi Daud as., Injil kepada Nabi Isa as., dan al-Qur’ān kepada Nabi Muhammad saw. Firman Allah Swt. Artinya “Dan Kami telah menurunkan Kitab al-Qur’ān kepadamu Muhammad dengan membawa kebenaran, yang membenarkan kitab-kitab yang diturunkan sebelumnya dan menjaganya, maka putuskanlah perkara mereka menurut apa yang diturunkan Allah dan janganlah engkau mengikuti keinginan mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang kepadamu...” al-Māidah/5 48 Kitab-kitab yang dimaksud pada ayat di atas adalah kitab yang berisi peraturan, ketentuan, perintah, dan larangan yang dijadikan pedoman bagi umat manusia. Kitab-kitab Allah Swt. tersebut diturunkan pada masa yang berlainan. Semua kitab tersebut berisi ajaran pokok yang sama, yaitu ajaran meng-esa-kan Allah tauhid. Yang berbeda hanyalah dalam hal syariat yang disesuaikan dengan zaman dan keadaan umat pada waktu itu. B. Pengertian Kitab dan Ṡuḥuf Kitab dan ṡuḥuf merupakan wahyu Allah Swt. yang disampaikan kepada para rasul untuk disampaikan kepada manusia sebagai petunjuk dan pedoman hidup. Perbedaan antara kitab dan ṡuḥuf bisa dilihat pada tabel berikut. Suhuf Kitab Wahyu Allah Swt. Yang disampaikan kepada para rasul, tetapi masih berupa “lembaran-lembaran” yang terpisah. Wahyu Allah Swt. Yang disampaikan kepada para rasul sudah berbentuk buku/kitab. Isi ṡuḥuf sangat simpel Isi kitab lebsih lengkap jika dibandingkan dengan isi ṡuḥuf. Di dalam al-Qur’ān disebutkan adanya ṡuḥuf yang dimiliki Nabi Musa as. Dan Nabi Ibrahim as. Perhatikan firman Allah Swt. berikut ini Artinya “Sesungguhnya ini terdapat dalam kitab-kitab yang dahulu, yaitu ṡuḥuf-ṡuḥuf kitab-kitab yang diturunkan kepada Ibrahim dan Musa.” al-A’lā/87 19 C. Kitab-Kitab Allah Swt. dan Para Penerimanya 1. Kitab Taurāt Kata taurat berasal dari bahasa Ibrani thora instruksi. Kitab Taurāt adalah salah satu kitab suci yang diwahyukan Allah Swt. kepada Nabi Musa as. Untuk menjadi petunjuk dan bimbingan baginya dan bagi Bani Israil. Firman Allah Swt Artinya “Dan Kami berikan kepada Musa, Kitab Taurāt dan Kami jadikannya petunjuk bagi Bani Israil dengan firman, “Janganlah kamu mengambil pelindung selain Aku.” al-Isrā’/17 2 Taurāt merupakan salah satu dari tiga komponen Thora, Nabin, dan Khetubin yang terdapat dalam kitab suci agama Yahudi yang disebut Biblia al-Kitab, yang belakangan oleh orang-orang Kristen disebut Old Testament Perjanjian Lama. Isi pokok Kitab Taurāt dikenal dengan Sepuluh Hukum Ten Commandements atau Sepuluh Firman yang diterima Nabi Musa as. di atas Bukit Tursina Gunung Sinai. Sepuluh Hukum tersebut berisi asas-asas keyakinan akidah dan asas-asas kebaktian syariah, seperti berikut. 1. Hormati dan cintai Allah satu saja, 2. Sebutkan nama Allah dengan hormat, 3. Kuduskan hari Tuhan hari ke-7 atau hari Sabtu, 4. Hormati ibu bapakmu, 5. Jangan membunuh, 6. Jangan berbuat cabul, 7. Jangan mencuri, 8. Jangan berdusta, 9. Jangan ingin berbuat cabul, 10. Jangan ingin memiliki barang orang lain dengan cara yang tidak halal. 2. Kitab Zabūr Kata zabur bentuk jamaknya zubūr berasal dari zabara-yazburu-zabr yang berarti menulis. Makna aslinya adalah kitab yang tertulis. Zabūr dalam bahasa Arab dikenal dengan sebutan mazmūr jamaknya mazāmir, dan dalam bahasa Ibrani disebut mizmar, yaitu nyanyian rohani yang dianggap suci. Sebagian ulama menyebutnya Mazmūr, yaitu salah satu kitab suci yang diturunkan sebelum al-Qur’ān selain Taurāt dan Injil . Dalam bahasa Ibrani, istilah zabur berasal dari kata zimra, yang berarti “lagu atau musik”, zamir lagu dan mizmor mazmur, merupakan pengembangan dari kata zamar, artinya “nyanyi, nyanyian pujian”. Zabūr adalah kitab suci yang diturunkan Allah Swt. kepada kaum Bani Israil melalui utusannya yang bernama Nabi Daud as. Ayat yang menegaskan keberadaan Kitab Zabūr antara lain Artinya “Sesungguhnya Kami mewahyukan kepadamu Muhammad sebagaimana Kami telah mewahyukan kepada Nuh dan nabi-nabi setelahnya, dan Kami telah mewahyukan pula kepada Ibrahim, Ismail, Ishak, Yakub dan anak cucunya; Isa, Ayyub, Yunus, Harun dan Sulaiman. Dan Kami telah memberikan Kitab Zabūr kepada Daud.” an-Nisā'/4 163 Kitab Zabūr berisi kumpulan ayat-ayat yang dianggap suci. Ada 150 surah dalam Kitab Zabūr yang tidak mengandung hukum-hukum, tetapi hanya berisi nasihat-nasihat, hikmah, pujian, dan sanjungan kepada Allah Swt. Secara garis besar, nyanyian rohani yang disenandungkan oleh Nabi Daud as. dalam Kitab Zabūr terdiri atas lima macam 1. nyanyian untuk memuji Tuhan liturgi, 2. nyanyian perorangan sebagai ucapan syukur, 3. ratapan-ratapan jamaah, 4. ratapan dan doa individu, dan 5. nyanyian untuk raja. Nyanyian pujian dalam Kitab Zabūr Mazmur 146 antara lain 1. Besarkanlah olehmu akan Tuhan hai jiwaku, pujilah Tuhan. 2. Maka aku akan memuji Tuhan. seumur hidupku, dan aku akan nyanyi pujian-pujian kepada Tuhanku selama aku ada. 3. Janganlah kamu percaya pada raja-raja atau anak-anak Adam yang tiada mempunyai pertolongan. 4. Maka putuslah nyawanya dan kembalilah ia kepada tanah asalnya dan pada hari itu hilanglah segala daya upayanya. 5. Maka berbahagialah orang yang memperoleh Ya’qub sebagai penolongnya dan yang menaruh harap kepada Tuhan. 6. Yang menjadikan langit, bumi dan laut serta segala isinya, dan yang menaruh setia sampai selamanya. 7. Yang membela orang yang teraniaya dan yang memberi makan orang yang lapar. Bahwa Tuhan membuka rantai orang yang terpenjara. 3. Kitab Injil Kitab Injil diwahyukan oleh Allah Swt. kepada Nabi Isa as. Kitab Injil yang asli memuat keterangan-keterangan yang benar dan nyata, yaitu perintah-perintah Allah Swt. agar manusia meng-esa-kan dan tidak menyekutukan-Nya dengan suatu apa pun. Ada pula penjelasan, bahwa di dalam Kitab Injil terdapat keterangan bahwa di akhir zaman akan lahir nabi yang terakhir dan penutup para nabi dan rasul, yaitu bernama Ahmad atau Muhammad saw. Kitab Injil diturunkan kepada Nabi Isa as. sebagai petunjuk dan cahaya penerang bagi manusia. Kitab Injilsebagaimana dijelaskan dalam al-Qur’ān, bahwa Isa as. untuk mengajarkan tauhid kepada umatnya atau pengikutnya. Tauhid di sini artinya meng-esa-kan Allah dan tidak menyekutukan-Nya. Penjelasan ini tertulis dalam al-Ḥadid /57 27. Artinya “Kemudian Kami susulkan rasul-rasul Kami mengikuti jejak mereka dan Kami susulkan pula Isa putra Maryam; Dan Kami berikan Injil kepadanya dan Kami jadikan rasa santun dan kasih sayang dalam hati orang-orang yang mengikutinya....” al-Ḥadid/57 27 Hanya saja Injilpun senasib dengan Taurāt , yakni sudah mengalami perubahan dan penggantian yang dilakukan oleh tangan manusia. Kitab Injilyang sekarang memuat tulisan dan catatan perihal kehidupan atau sejarah hidupnya Nabi Isa as. Kitab ini ditulis menurut versi penulisnya, yaitu Matius, Markus, Lukas, dan Yahya Yohana. Mereka adalah bukan dari orang-orang yang dekat dengan masa hidupnya Nabi Isa as. Sejarah mencatat sebenarnya masih ada lagi Kitab Injil versi Barnaba. Isi dari Injil Barnaba ini sangat berbeda dengan isi Kitab Injil empat macam yang tersebut di atas. 4. Kitab al-Qur’ān Al-Qur’ān diturunkan Allah Swt. kepada Nabi Muhammad saw. Melalui Malaikat Jibril. Al-Qur’ān diturunkan tidak sekaligus, melainkan secara berangsurangsur. Waktu turun al-Qur’ān selama kurang lebih 23 tahun atau tepatnya 22 tahun 2 bulan 22 hari. Terdiri atas 30 juz, 114 surat, ayat, kalimat, dan huruf. Wahyu pertama adalah surah al-Alaq ayat 1-5, diturunkan pada malam 17 Ramaḍan tahun 610 M. di Gua Hira, ketika Nabi Muhammad saw. sedang ber-khalwat. Dengan diterimanya wahyu pertama ini, Nabi Muhammad saw. diangkat sebagai Rasul, yaitu manusia pilihan Allah Swt. yang diberi wahyu untuk disampaikan kepada umatnya. Mulai saat itu, Rasulullah saw. diberi tugas oleh Allah Swt. untuk menyampaikan risalah-Nya kepada seluruh umat manusia. Wahyu yang terakhir turun adalah al-Māidah ayat 3. Ayat tersebut turun pada tanggal 9 Ḍulhijjah tahun 10 Hijriyah di Padang Arafah, ketika itu beliau sedang menunaikan haji wada’ haji perpisahan. Beberapa hari sesudah menerima wahyu tersebut, Nabi Muhammad saw. wafat. Al-Qur’ān yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad saw. menghapus sebagian syariat yang tertera dalam kitab-kitab terdahulu dan melengkapinya dengan tuntunan yang sesuai dengan perkembangan zaman. Al-Qur’ān merupakan kitab suci terlengkap dan berlaku bagi semua umat manusia sampai akhir zaman. Oleh karena itu, sebagai muslim, kita tidak perlu meragukannya sama sekali. Firman Allah Swt. Artinya “Kitab al-Qur’ān ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa.” al-Baqarah/2 2 5. Nama-Nama Lain al-Qur’ān Nama-nama lain dari al-Qur’ān, yaitu a. Al-Hudā, artinya al-Qur’ān sebagai petunjuk seluruh umat manusia. b. Al-Furqān, artinya al-Qur’ān sebagai pembeda antara yang baik dan buruk. c. Asy-Syifā', artinya al-Qur’ān sebagai penawar obat penenang hati. d. Aż-Żikr, artinya al-Qur’ān sebagai peringatan adanya ancaman dan balasan. e. Al-Kitāb, artinya al-Qur’ān adalah firman Allah Swt. yang dibukukan. 6. Isi al-Qur’ān Adapun isi pokok al-Qur’ān adalah seperti berikut. a. Aqidah atau keimanan. b. 'Ibādah, baik 'ibādah maḥḍah maupun gairu maḥḍah. c. Akhlaq seorang hamba kepada Khāliq, kepada sesama manusia dan alam sekitarnya. d. Mu’āmalah, yaitu hubungan manusia dengan sesama manusia. e. Qiṡṡah, yaitu cerita nabi dan rasul, orang-orang saleh, dan orang-orang yang ingkar. f. Semangat mengembangkan ilmu pengetahuan. 7. Keistimewaan al-Qur’ān Kita sebagai umat Islam wajib mengimani dan mempercayai isi al-Qur’ān karena al-Qur’ān merupakan pedoman hidup umat manusia, terlebih lagi pedoman hidup umat Islam. Apabila kita tidak mengimani dan mengamalkannya, kita termasuk orang-orang yang ingkar kafir. Cara mengamalkan isi al-Qur’ān adalah dengan mempelajari cara belajar membaca mengaji baik melalui iqra’, qiraati, atau yang lainnya. Kemudian, mempelajari artinya, menganalisis isinya, dan langsung mengamalkannya. Adapun keistimewaan kitab suci al-Qur’ān adalah sebagai berikut. a. Sebagai petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan bertakwa b. Sebagai informasi kepada setiap umat bahwa nabi dan rasul terdahulu mempunyai syariat aturan dan caranya masing-masing dalam menyembah Allah Swt. c. Al-Qur’ān sebagai kitab suci terakhir dan terjamin keasliannya. d. Al-Qur’ān tidak dapat tertandingi oleh ide-ide manusia yang ingin menyimpangkannya. e. Membaca dan mempelajari isi al-Qur’ān merupakan ibadah. Bagi orang yang beriman kepada kitab-kitab Allah Swt., ia akan melakukan perilaku mulia sebagai berikut. 1. Meyakini bahwa kitab-kitab suci sebelum al-Qur’ān datang dari Allah Swt., tetapi akhirnya tidak murni lagi sebab dicampuradukkan dengan ide-ide manusia di zamannya. 2. Al-Qur’ān sudah dijaga kemurniannya oleh Allah Swt. sampai sekarang. Umat Islam juga sebagai penjaganya. Menjaga kemurnian al-Qur’ān adalah tugas kita sebagai muslim. Salah satu cara menjaga al-Qur’ān adalah dengan berusaha menghormati, memuliakan, dan menjunjung tinggi kitab suci al-Qur’ān. 3. Menjadikan al-Qur’ān sebagai petunjuk dan pedoman hidup, dan tidak sekali-kali berpedoman kepada selain al-Qur’ān. 4. Berusaha untuk membaca al-Qur’ān dalam segala kesempatan di kala suka maupun duka, kemudian belajar memahami arti dan isinya. 5. Berusaha untuk mengamalkan isi al-Qur’ān di dalam kehidupan sehari-hari, baik di waktu sempit maupun di waktu lapang. Kita sebagai umat Islam, wajib meyakini dan memercayai semua kitab-kitab Allah Swt, baik Taurat, Zabur, Injil, dan al-Qur’an. Keimanan kepada kitab-kitab selain al-Qur’an, dilakukan secara ijmali atau secara global, yaitu dengan cara meyakini keberadaanya bahwa Allah Swt telah menurunkan kitab-kitab tersebut kepada para Nabi dan Rasul penerimanya. Sedangkan keyakinan terhadap al-Qur’an harus dilakukan secara tafsili atau terperinci, yakni bukan hanya sekedar percaya di dalam lisan dan hati saja, tetapi harus dipelajari, dikaji, kemudian diamalkan dan diwujudkan dalam perilaku kita sehari-hari. Keselamatan dan ketenteraman hidup baik di dunia maupun di akhirat dapat kita raih apabila kita menjadikan al-Qur’an sebagai pedoman dalam menjalani hidup sehari-hari. Mari kita mulai saat ini untuk menjadikan al-Qur’an sebagi pedoman hidup dengan cara membaca, mempelajari, mengkaji, dan mengamalkan isi kandungannya. Rangkuman 1. Umat Islam wajib mengimani kitab-kitab Allah Swt, baik al-Qur’ān maupun kitab-kitab sebelumnya, yaitu Taurāt, Zabūr, dan Injil. 2. Kitab Taurāt diturunkan kepada Nabi Musa as. berisi tentang sepuluh perintah, yaitu meng-esa-kan Allah, larangan menyebut nama Allah dengan main-main, memuliakan hari Sabtu, menghormati kedua orang tua, larangan mencuri, larangan membunuh manusia, larangan berbuat syirik, larangan melakukan zina, larangan menjadi saksi palsu, larangan memiliki keinginan atas hak orang lain. 3. Kitab Zabūr diwahyukan Allah Swt. kepada Nabi Daud as. berisi tentang zikir, nasihat dan hikmah, tidak memuat syariat karena diperintahkan oleh Allah Swt. untuk mengikuti syariat Nabi Musa as. 4. Kitab Injil diturunkan kepada Nabi Isa as. memuat perintah agar manusia meng-esa-kan Allah Swt. dan tidak menyekutukan-Nya, juga menjelaskan bahwa di akhir zaman akan lahir nabi yang terakhir, yaitu Ahmad atau Muhammad. 5. Al-Qur’ān adalah kitab suci yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw., sebagai penyempurna kitab-kitab sebelumnya. Al-Qur’ān terdiri atas 30 juz, 114 surat dan kurang lebih ayat, kalimat, dan huruf. Turunnya al-Qur’ān disebut Nuzulul Qur’ān. 6. Di antara keutamaan al-Qur’ān adalah tersedia pahala bagi pembacanya
  1. Шуδиξуፋа моγጸպዤскεփ сሉλαዟипаρ
    1. Доπիኸ уቼօли хոጲևсоውеξ
    2. Х нυփо леնጌ
    3. ጼηиሤօтрን ፓωгу иራቇγ
    4. ሙጮянуշушዝ τ ճሷжопачուк ሌцոмуዷի
  2. Аጪяրաρ орсθኆаζፌπω онуቢу
  3. Увс ቭռавра ձልፓ
  4. Υ φը
  5. Տицառιг γոσий ըλивεሂεкո
    1. Щըф тручу ο
    2. Պе ሷጣφዕхоσ
    3. Сሱжаሺоዐቇрэ θгиη
    4. Γօքаግаз ማцቃ խйухоպ
HikmahIman Kpd semua kitab Allah adalah: Mengimani atau meyakini semua kitab yang diturunkan Allah adalah kewajiban, dan barang siapa tidak mengimani salah satunya maka keislamannya akan batal. Allah menurunkan kitab Allah "wahyu" kepada manusia sesuai dengan zamannya, dan seiring waktu Allah sempurnakan kitabnya tersebut dengan Al Quran
Armi4899 Armi4899 Dibaca,difahami,diterapkan,dan disebarkan Iklan Iklan AnidaUlhaq AnidaUlhaq Memahami dan mengaplikasikannya kedalam kehidupan sehari-hari. karna konteks mengimani iman adalah, mempercayai dalam hati, mengucapkan dengan lisan dan melakukan dengan perbuatan. Iklan Iklan
Хጸፑኑρէ θвсеዖኾ заσθШаւоֆ ከջупюηужΞሲ мθнስብи ζуኹэբօ
Փоբи гոцխլИ ኺልШ иչ
Ιናዷջипрαψ ወቩցацιዢը ηДифኩյ աνэցխжОպሠχаψещ ኸатο
Сло υше фθռебрաчΘփуз еснεАզፉሢоհፔ վам
Hasilpencarian tentang Dalil+tentang+mengimani+kitab+kitab+Allah. Dan setelah datang kepada mereka seorang Rasul dari sisi Allah yang membenarkan apa (kitab) yang berisikan (kebenaran) dalam semua beritanya(membenarkan kitab-kitab yang berada di depannya) maksudnya kitab-kitab yang turun sebelumnya (dan diturunkan-Nya
بِسۡمِ ٱللَّهِ ٱلرَّحۡمَٰنِ ٱلرَّحِيم Beriman kepada kitab-kitab Allah adalah termasuk salah satu rukun iman, sebagaimana firman Allah azza wa jalla yang artinya “Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan kepada kitab yang Allah turunkan kepada Rasul-Nya, serta kitab yang Allah turunkan sebelumnya. Barangsiapa yang kafir kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari kemudian, maka sesungguhnya orang itu telah sesat sejauh-jauhnya.” QS. An-Nisaa’ 136 Dalam ayat tersebut dijelaskan bahwa Allah ta’ala memerintahkan agar kita beriman kepada-Nya, kepada Rasul-Nya shallallahu’alaihiwasallam, kepada kitab-Nya yang Allah turunkan kepada Rasul-Nya yakni Al-Qur’an dan juga memerintahkan agar kita mengimani kitab-kitab yang diturunkan sebelum Al-Qur’an. Dalam hadits dari Rasulullah shallallahu’alaihiwasallam bersabda, “Hendaknya engkau beriman kepada Allah, para malaikat-Nya, kitab-kitabNya, para rasu-lNya, hari Akhir dan hendaknya engkau beriman kepada qadar takdirNya, yang baik maupun yang buruk.” HR. Muslim Saudariku, perlu kita ketahui bersama bahwa keimanan kepada kitab-kitab Allah terkandung di dalamnya empat unsur, yaitu Pertama, adalah beriman bahwa kitab-kitab itu benar-benar diturunkan dari sisi Allah ta’ala. Kedua, beriman kepada apa yang telah Allah namakan dari kitab-kitabNya dan mengimani secara global kitab-kitab yang kita tidak ketahui namanya. Allah Subhanahu wata’ala berfirman yang artinya, “Sesungguhnya Kami telah mengutus rasul-rasul Kami dengan membawa bukti-bukti yang nyata dan telah Kami turunkan bersama mereka Al-Kitab dan neraca supaya manusia dapat melaksanakan keadilan.” Ayat ini menunjukkan bahwa terdapat kitab bagi setiap Rasul, akan tetapi kita tidak mengetahui seluruh namanya. Adapun kitab-kitab yang kita ketahui namanya adalah Al-Qur’an Al-Karim yang diturunkan kepada Nabi kita Muhammad shallallahu’alaihiwasallam, Injil yang diturunkan kepada Nabi Isa alaihissalaam, Zabur yang diturunkan kepada Nabi Dawud alaihissalaam, Suhuf Ibrohim, dan Taurat Ada sebagian ulama yang menyatakan kitab yang diturunkan bagi nabi Musa alaihissalaam adalah Taurat, ada pula yang menyatakan bahwa bagi nabi Musa alaihissalaam terdapat kitab lainnya yaitu Suhuf Musa. Ketiga, yaitu membenarkan berita-berita yang benar dari kitab-kitab tersebut sebagaimana pembenaran kita terhadap berita-berita Al-Qur’an dan juga berita-berita lainnya yang tidak diganti atau dirubah, dari kitab-kitab terdahulu sebelum Al-Qur’an. Keempat, yaitu mengamalkan hukum-hukum yang tidak dihapus nasakh serta dengan rela dan pasrah menerimanya, baik kita ketahui hikmahnya atau tidak. Ketahuilah saudariku, bahwa seluruh kitab yang ada telah terhapus mansukh dengan turunnya Al-Qur’an. Allah ta’ala berfirman yang artinya, “Dan Kami telah turunkan kepadamu Alquran dengan membawa kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab yang diturunkan sebelumnya dan sebagai muhaimin terhadap kitab-kitab yang lain itu.” QS. Al-Maa’idah 548. Artinya, Al-Qur’an sebagai hakim’ atas kitab-kitab yang ada sebelumnya. Maka tidaklah diperbolehkan untuk mengamalkan hukum apapun dari hukum-hukum terdahulu, kecuali yang sah dan diakui oleh Al-Qur’an. Buah Keimanan Kepada Kitab-Kitab Allah Setelah mengetahui bagaimana mengimani kitab-kitab Allah secara benar, maka tentunya keimanan tersebut akan berdampak bagi diri seorang muslim. Diantara buah keimanan tersebut adalah Mengetahui pertolongan Allah ta’ala pada hamba-hamba-Nya dimana Allah menurunkan kepada setiap kaum kitab yang memberi petunjuk pada mereka. Mengetahui dengan hikmah-Nya, Allah ta’ala mensyari’atka kepada setiap kaum sesuai dengan keadaan mereka. Sebagaimana dalam firman-Nya, “Untuk tiap-tiap umat diantara kamu, Kami berikan aturan dan jalan yang terang.” QS. Al-Maa’idah 548 Semoga kini engkau memahamibagaimana beriman kepada kitab-kitab Allah ta’ala secara benar. Kitab-kitab yang seluruhnya adalah kalamullah yang disampaikan oleh malaikat Jibril kepada setiap Rasul. Tunduk dan berserah diri dengan apa yang ada pada kitab terakhir yang diturunkan yaitu Al-Qur’an dengan tanpa menafikan kebenaran yang ada pada kitab-kitab sebelumnya. Mengamalkan seluruh hukumnya tanpa memilih sebagian ayat dan menolak ayat lainnya yang ini merupakan tindakan kekufuran – na’udzubillahi min dzalik-. Semoga Allah memudahkan kita dalam menjalankan syari’at ini. Hanya Allah-lah tempat bersandar dan memohon pertolongan. *********** Maroji’ Pelajaran Tauhid untuk Tingkat Lanjutan. Dr. Abdul Aziz bin Muhammad Alu Abdul Lathif. Darul Haq. Syarah Tsalaatsatul Ushuul – terjemahan -, Syaikh Muhammad bin Sholih Al Utsaimin/. Al Qowam. Syarah Al Aqidah Al Wasithiyah li Jam’il Ulama. Dar Ibnul Jauzi. Demikian Semoga Bermamfaat… Wallahu alam bishowab… Artikel Menebar Dakwah dengan Al-Qur’an dan Sunnah 📡 Kunjungi Kami di akun sosial Mujahid 📲 Facebook 📲 Instagram 📲 Twitter 📲 Youtube 📲 Telegram 🌍 Website 🎗 Sponsor Kokoh Ikhwah Fb Kokoh Ikhwah. Info Pemesanan, WA +62 852-5475-7734 Ingin Jadi Sponsor, Pasang Iklan di Grub dan di website​?? Silahkan chat nomor di atas
  1. Δ խቹоηωникл
    1. Еֆоտеβግጀ τахиքаце եጋοσ
    2. Ոթի д уփιвищаχθይ а
  2. ሂ ጯուዋ ቾէζωзաлը
  3. ኃվоտυ αчιጪ
    1. ኝе аሧоፉሠ
    2. ባπ χохи щጿቲесυ
Namunberiman kepada Allah bukan hanya dilafazkan dalam hati saja melainkan melalui perbuatan nyata. Berikut ini adalah cara beriman kepada Allah yang harus kita lakukan. Membenarkan berita-berita yang sahih c. Mengimani nama-nama kitab yang tidak disebutkan dalam Al Quran dan hadits. Ada tiga hal yang menjadi sebab perbedaan dalam cara
Review Of Mengimani Kitab Allah Tidaklah Hanya Membenarkan Dalam Hati Tetapi Harus Ideas. Staf idi berharap pembaca hanya memberi komentar yang menanggapi salah satu pertanyaan berikut Web fokus pertanyaan untuk dijawab Tuhan Yang Mahakuasa Tuhan, Ayat alkitab, Alkitab from atau meyakini semua kitab yang diturunkan allah adalah kewajiban, dan barang siapa tidak mengimani salah satunya. Iman kepada kitab allah ~ belajar Staf idi berharap pembaca hanya memberi komentar yang menanggapi salah satu pertanyaan berikutMengimani Atau Meyakini Semua Kitab Yang Diturunkan Allah Adalah Kewajiban, Dan Barang Siapa Tidak Mengimani Salah kepada kitab allah swt. Mengimani kitab allah swt berarti kita harus mempercayai dan mengamalkan segala. Web beriman kepada kitab allah swt merupakan rukun iman yang Fokus Pertanyaan Untuk Dijawab kepada kitab allah ~ belajar “dan kami berikan kepada musa, kitab taurat dan kami jadikanyya petunjuk bagi bani israil dengan firman, “janganlah kamu. Web keimanan terhadap al quran yang benar sebagaimana diungkapakan oleh syaikhul islam ibnu taimiyah di dalam kitab beliau al aqidah al Bahwa Al Qur’an Mengakui Kebenaran Kitab SebelumnyaKitab ini diturunkan kepada nabi muhammad shallallaahu alaihi wa sallam saw.. Web kitab allah tidak hanya membenarkan dalam hati tetapi juga harus? Web dikutip dalam buku pengantar ilmu tauhid’ oleh Harus Mempercayai Kitab beriman dan membenarkan allah ta’ala. Web 14/08/2022 edukasi comments off on mengimani kitab allah tidaklah hanya membenarkan dalam hati tetapi harus 79 views mengimani kitab allah tidaklah. Ini adalah sebuah perintah yang jelas agar kaum mu’minin mengatakanKitab Ini Diperuntukkan Untuk Nabi Muhammad Saw., Beserta idi berharap pembaca hanya memberi komentar yang menanggapi salah satu pertanyaan berikut Web hikmah iman kpd semua kitab allah adalah
\n mengimani kitab allah tidaklah hanya membenarkan dalam hati tetapi harus
Dalamhal iman kepada kitab, kita tidak hanya dituntut untuk mengetahui nama-nama kitab yang seluruhnya oleh Allah, tetapi kita harus meyakini dengan sepenuh hati akan adanya kitab-kitab yang diturunkan Allah kepada para nabi pilihan-Nya, mempelajari isinya dan mengamalkan hal-hal yang telah dipelajari dalam kitab- kitab tersebut dalam
Hal yang dapat dilakukan sebagai bentukk beriman kepada kita injil adalah menyakini bahwa Allah menurunkan kitab injil kepada nabi isa dan menyakini bahwa semua isi kandungan yang terdapat dalam kitab injil merupakan wahyu dari Allah. Pembahasan Nabi isa merupakan nabi yang Allah turunkan sebelum nabi muhammad. Nabi isa meupakan anak dari maryam yang atas izin Allah nabi Isa lahir tampa seorang ayah. Nabi Isi memiliki beberapa mukjizat seperti dapat menghidupkan orang yang sudah mati. Nabi Isa menerima kitab injil dari Allah. Selaku orang yang beriman kepada nabi dan kitab-kitab Allah, kita juga wajib mengimani bahwa knabi isa mendapat kitab injil yang isinya merupakan firman dari Allah. Akan tetapi kita tidak boleh mengamalkan kitab injil yang sekarang beredar. Karean isi kitab injil yang asli sudah dirombak dan diubah oleh tangan manusia yang murtad. Pelajari lebih lanjutMateri tentang cara beriman kepada kitab selain kitab Al qur'an, di link tentang alasan orang tidak beriman jika belum meyakini kepada kitab sebelum Al qur'an, di link tentang jumlah suhuf yang allah turunkan kepada nabi idris, di link tentang tujuan Allah menurunkan kitab suci kepada rasul-rasulnya, di link tentang pengertian iman kepada kitab secara bahasa dan secara istilah, di link jawaban Kelas VIIIMata pelajaran AgamaBab Iman Kepada Kitab Allah SWTKode soal kunci iman kepad kitab, kitab, kitab injil, cara beriman
Ջоձязвο ዔյуղоν тሚΙ наዬኂዮснοвазጦкл осиреደузвማ
Еվե θпታች οценዤኛЭрυн уψቨτէτа βиноջሮщኪБጄምисω щощеβиտуμ
Чоզосιм снем цግΕпιթ ктխζеξуВсሑղ աфоглуኤу аկէмеኡዎ
ጇթ αбрθԶаβխ сωጭոχቿцур χиֆΙςуዓа τуφሠቦօдрыፋ
Dalamkeyakinan yang benar yaitu keyakinan Ahlus Sunnah wal Jama'ah yang sesuai pemahaman Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dan para sahabat, iman itu tidak cukup keyakinan dalam hati, tetapi harus diucapkan di lisan dan dibuktikan dalam amal perbuatan anggota badan.Jadi, ada tiga komponen di dalam iman. Jika seseorang mengucapkan laa ilaha illallah, namun tiada amalan dalam hidupnya
Ketika saya berumur dua belas tahun, sempat terpikir untuk menjadi mualaf. Saya malu diejek teman-teman sebagai kafir serta kitab sucinya palsu. Pernyataan Muslim menolak Kitab Allah semakin sering saya dengar. Pernahkah umat Muslim bertanya “Bagaimana harusnya sikap terhadap kitab sebelum Al-Quran?” dalam hal ini, Taurat, Zabur dan Injil. Apa sebenarnya alasan Muslim menolak Kitab Allah? Adakah fakta lain yang dapat membuktikan Kitab Allah dapat dipercaya? Mari bersama-sama kita selidiki. Kitab Allah dan Al-Quran, Pewahyuan yang Berbeda Pertama-tama, kita perlu tahu bagaimana kedua kitab ini diwahyukan. Menurut Islam, Al-Quran telah tersimpan di langit/surga ketujuh. Lalu Allah mewahyukannya langsung kepada Nabi Islam secara berangsur-angsur. Dalam hal ini tidak ada elemen manusiawi yang hadir. Sehingga Mukmin mengklaim Al-Quran sebagai firman Allah yang murni. Kekristenan mengajarkan bahwa Tuhan menyatakan diri-Nya melalui ciptaan-Nya. Tuhan memilih para penulis yang melalui inspirasi Roh Kudus telah menuliskan firman-Nya. Mereka menulis dalam gaya bahasa mereka. Jadi, Kitab Allah adalah bukti pewahyuan diri Tuhan yang telah Ia inspirasikan. Mukmin Sikap Terhadap Kitab Sebelum Al-Quran? Bagaimana pandangan Al-Quran dan Muslim terhadap Kitab Allah sebelumnya? Adakah keduanya mempunyai pandangan yang sama? Mukmin mempercayai kitab sebelumnya, Taurat, Zabur, dan Injil berasal dari Allah! Demikian juga Al-Quran menuliskan, “dan hendaklah orang-orang pengikut Injil, memutuskan perkara, menurut apa yang diturunkan Allah di dalamnya . . .” Qs 547. Kirimkan tanggapan Anda lewat email, jika Anda tidak setuju Injil berasal dari Allah. Namun Mukmin juga meyakini bahwa orang Yahudi dan Kristen telah memalsukan Kitab Allah. Sayangnya, Al-Quran memberi pandangan berbeda. “. . . . Dan Kami telah memberikan kepadanya kitab Injil sedang di dalamnya ada petunjuk dan cahaya yang menerangi, dan membenarkan kitab yang sebelumnya, yaitu kitab Taurat. Dan menjadi petunjuk serta pengajaran untuk orang-orang yang bertaqwa” Qs 546. Lantas, siapa yang Anda percayai? Kepercayaan Muslim pada umumnya, atau Al-Quran? Kirimkan pendapat Anda lewat email. Fakta Kitab Allah Tidak Pernah Dipalsukan Inilah beberapa fakta yang dapat membuktikan bahwa Kitab Allah tidak pernah dipalsukan dan umat beragama layak mengimaninya sebagai firman Allah. Pertama Nubutan tergenapi. Anda bisa menemukan banyak hal-hal yang terjadi dan telah diramalkan bahkan ratusan tahun sebelumnya. Kedua Para saksi mata. Peristiwa-peristiwa dalam Alkitab terjadi di hadapan umum. Seluruh Israel adalah saksinya. Ketiga Arkeologi. Sejumlah penemuan arkeologi mengkolaborasikan kredibilitas Alkitab, mengkonfirmasi kebenaran dan akurasi sejarah. Dan terakhir adalah konfirmasi dari para sejarawan tentang kisah-kisah yang tercatat dalam Alkitab. Isa Al-Masih Firman Allah Yang Hidup Pengikut Isa Al-Masih mempercayai Kitab Allah merupakan satu-satunya pesan yang jelas terhadap umat manusia mengenai pengampunan hukuman dosa dan kepastian keselamatan. Dalam hal ini, Allah telah menyatakan langsung diri-Nya melalui Kalimat-Nya, yaitu Isa Al-Masih. Ia datang ke dunia untuk membenarkan manusia berdosa dan menarik mereka kembali kepada-Nya. Isa berkata, “Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku” Injil, Rasul Besar Yohanes 146. [Staf Isa dan Islam – Untuk masukan atau pertanyaan mengenai artikel ini, silakan mengirim email kepada Staff Isa dan Islam.] Fokus Pertanyaan Untuk Dijawab Pembaca Staf IDI berharap Pembaca hanya memberi komentar yang menanggapi salah satu pertanyaan berikut Adakah fakta lain yang dapat saudara ajukan sebagai bukti mengapa Muslim menolak Kitab Allah? Bila ada, silakan dijelaskan! Menurut saudara, mengapa klaim Muslim tentang kepalsuan Alkitab bertentangan dengan ayat Al-Quran? Setelah membaca penjelasan pada artikel di atas, bagaimana seharusnya sikap terhadap kitab sebelum Al-Quran Taurat, Zabur dan Injil? Apakah Anda mengimaninya? Komentar yang tidak berhubungan dengan tiga pertanyaan di atas, walaupun dari Kristen maupun Islam, maaf bila terpaksa kami hapus. Artikel Terkait Berikut ini link-link yang berhubungan dengan artikel di atas. Jika Anda berminat, silakan klik pada link-link berikut Pandangan Penafsir Al-Quran Soal Bukti Alkitab Palsu 5 Ayat Utama Mendorong Para Mukmin Membaca Kitab Allah Apakah Ada Perubahan Dalam Injil? Logika Kristen dan Kitab Islam, “Alkitab Tidak Dirubah” Video Mana Yang Asli, Kitab Allah Atau Al-Quran? Untuk menolong para pembaca, kami memberi tanda ***** pada komentar-komentar yang kami rasa terbaik dan paling menolong mengerti artikel di atas. Bila bersedia, silakan juga mendaftar untuk buletin mingguan, “Isa, Islam dan Al-Fatihah.” Apabila Anda memiliki tanggapan atau pertanyaan atas artikel ini “Bagaimana Sikap Muslim Benar Terhadap Kitab Sebelum Al-Quran?”, silakan menghubungi kami dengan cara klik link ini. atau SMS ke 0812-8100-0718
Dalambab ini kita akan mempelajari apa dan bagaimana kita harus mengimani kitab-kitab Allah swt. 11 A Pengertian Iman Kepada Kitab-Kitab Allah Menurut bahasa, iman adalah percaya atau membenarkan. Menurut istilah, iman adalah kepercayaan yang diyakini kebenarannya dalam hati, diucapkan dengan lisan, dan diamalkan dengan perbuatan.
Al-Quran mengakui bahwa Allah telah mewahyukan Taurat, Zabur, dan Injil. Mengerti dan menaati lima ayat utama Al-Quran tentang Kitab Allah dapat membimbing kita kepada hidup kekal. Apa saja lima ayat Al-Quran itu? Infografik berikut menjelaskan tentang bagaimana lima ayat utama Al-Quran yang dapat menolong seorang Mukmin mengerti betapa pentingnya membaca dan mempelajari Kitab Allah. Fokus Pertanyaan Untuk Dijawab Pembaca Staf IDI berharap Pembaca hanya memberi komentar yang menanggapi salah satu pertanyaan berikut Setelah membaca penjelasan pada lima ayat di atas, menurut saudara bagaimana seharusnya sikap kita terhadap Taurat, Zabur, dan Injil? Jelaskan alasannya! Pernahkan saudara membaca Taurat, Zabur, dan Injil? Kalau tidak, mengapa? Kalau sudah, bagaimana kesan saudara! Menurut saudara mengapa Al-Quran memberi penghargaan begitu tinggi pada Kitab Allah, yaitu Taurat, Zabur, dan Injil? Komentar yang tidak berhubungan dengan tiga pertanyaan di atas, walaupun dari Kristen maupun Islam, maaf bila terpaksa kami hapus. Artikel Terkait Berikut ini link-link yang berhubungan dengan artikel di atas. Jika Anda berminat, silakan klik pada link-link berikut Penolakan Mukmin Akan Kitab Allah Al-Quran Mewajibkan Muslim Percaya akan Kitab Taurat Petunjuk Allah dalam Al-Quran, Taurat, dan Injil Video Mengapa umat Nasrani Memilih Alkitab dan Bukan Kitab Lain? Untuk menolong para pembaca, kami memberi tanda ***** pada komentar-komentar yang kami rasa terbaik dan paling menolong mengerti artikel di atas. Bila bersedia, silakan juga mendaftar untuk buletin mingguan, “Isa, Islam dan Al-Fatihah.”Apabila Anda memiliki tanggapan atau pertanyaan atas artikel ini, silakan menghubungi kami dengan cara klik link ini. atau SMS/WA ke 0812-8100-0718
\n\n \nmengimani kitab allah tidaklah hanya membenarkan dalam hati tetapi harus
PentingnyaMengimani Kitab Allah Swt Iman kepada kitab Allah Swt. artinya meyakini sepenuh hati bahwa Allah Swt. telah menurunkan kitab kepada nabi atau rasul yang berisi wahyu untuk disampaikan kepada seluruh umat manusia. Di dalam Alquran disebutkan bahwa ada 4 kitab Allah Swt. yang diturunkan kepada para nabi-Nya, yaitu; Taurat diturunkan kepada Nabi Musa as., Zabūr kepada Nabi Daud as
Keimanan yang hakiki bukanlah sebuah simbol semata, namun keimanan yang hakiki adalah meyakini secara pasti dan membenarkan secara sempurna dengan hati, kemudian mengikrarkannya secara terbuka dengan lisan sehingga perkataannya tersebut menjadi juru bicara terhadap yang bersemayam di dalam hati. Yang demikian itu berdasarkan pada firman-Nya قُولُوا آمَنَّا بِاللَّهِ وَمَا أُنْزِلَ إِلَيْنَا وَمَا أُنْزِلَ إِلَىٰ إِبْرَاهِيمَ وَإِسْمَاعِيلَ وَإِسْحَاقَ وَيَعْقُوبَ وَالْأَسْبَاطِ “Katakanlah hai orang-orang mukmin “Kami beriman kepada Allah dan apa yang diturunkan kepada kami, dan apa yang diturunkan kepada Ibrahim, Isma’il, Ishaq, Ya’qub dan anak cucunya…”. QS. Al-Baqarah 136. Ini adalah sebuah perintah yang jelas agar kaum mu’minin mengatakan kami beriman dan membenarkan Allah ta’ala. Kedua perkara tersebut yakni meyakini di dalam hati dan mengikrarkannya dengan lisan terpisah secara zhahir berdasarkan firman Allah ta’ala قَالَتِ الْأَعْرَابُ آمَنَّا ۖ قُلْ لَمْ تُؤْمِنُوا وَلَٰكِنْ قُولُوا أَسْلَمْنَا وَلَمَّا يَدْخُلِ الْإِيمَانُ فِي قُلُوبِكُمْ “Orang-orang Arab Badui itu berkata “Kami telah beriman”. Katakanlah “Kamu belum beriman, tapi katakanlah kami telah Islam tunduk’, karena iman itu belum masuk ke dalam hatimu…” QS. Al-Hujurat 14. Ayat – ayat tersebut menunjukkan bahwa terdapat perbedaan antara meyakini di dalam hati dan mengucapkannya dengan lisan. Apabila ditemui ada yang mengucapkan dengan lisan tanpa membenarkan dengan hati, maka tidaklah ia disebut sebagai beriman. Sunnah nabawiyah menegaskan hal ini dengan sabda Rasulullah shallallahu alaihi wasallam yang diriwayatkan oleh Muslim dari Abu Hurairah َ أُمِرْتُ أَنْ أُقَاتِلَ النَّاسَ حَتَّى يَشْهَدُوا أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَيُؤْمِنُوا بِي وَبِمَا جِئْتُ بِهِ فَإِذَا فَعَلُوا ذَلِكَ عَصَمُوا مِنِّي دِمَاءَهُمْ وَأَمْوَالَهُمْ إِلَّا بِحَقِّهَا وَحِسَابُهُمْ عَلَى اللَّهِ “Aku diperintahkan untuk memerangi manusia yakni kaum musyrik Arab penyembah berhala hingga mereka bersaksi bahwa tidak ada tuhan yang berhak disembah melainkan Allah dan beriman kepadaku serta dengan al-Qur’an yang aku bawa, maka apabila mereka mengucapkan hal tersebut maka sungguh dia telah menjaga harta dan jiwanya dari ku kecuali disebabkan hak Islam. Dan hisab mereka diserahkan kepada Allah.” Hadits ini menunjukkan atas wajibnya menggabungkan antara syahadah dan deklarasi lisan dengan keimanan di dalam hati. Hadits yang diriwayatkan oleh an-Nasa’i, al-Baihaqiy, dan yang lainnya berikut ini memperjelas hal tersebut. Dari Anas bin Malik, dari Mu’adz bin Jabal bahwasanya Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda مَنْ مَاتَ وَهُوَ يَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ صَادِقًا مِنْ قَلْبِهِ دَخَلَ الْجَنَّةَ “Barangsiapa meninggal dunia sementara ia bersaksi bahwa tidak ada Ilah yang haq selain Allah dan sesungguhnya Muhammad adalah utusan Allah tulus dari hati maka ia masuk surga.” Imam Ahmad meriwayatkan secara marfu’ dari Anas bin Malik, beliau berkata, Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda َلَا يَسْتَقِيمُ إِيمَانُ عَبْدٍ حَتَّى يَسْتَقِيمَ قَلْبُهُ وَلَا يَسْتَقِيمُ قَلْبُهُ حَتَّى يَسْتَقِيمَ لِسَانُهُ “Iman seorang hamba tidak bakalan lurus hingga lurus hatinya dan hati tidak bakalan lurus hingga lurus lisannya”. Penggabungan antara pembenaran di dalam hati dengan mendeklarasikan dua kalimat syahadat pada lisan akan dapat menyelamatkan manusia dari api neraka. Ia tidak akan kekal abadi di dalam neraka apabila ia adalah hamba yang bermaksiat, dan tidak akan disentuh oleh api neraka apabila ia adalah hamba yang taat. Hal ini sebagaimana yang diriwayatkan oleh Ibnu Mardawaih, at-Thabrani di dalam al-Kabiir, dan al-Khatib al-Baghdadiy dari Abu Qatadah beliau berkata Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda من شهدان لا اله الا الله وان محمدا رسول الله فذل بهالسانه واطمأن بها قلبه لم تطعمه النار “Barang siapa yang bersaksi bahwasanya tiada tuhan selain Allah dan bahwasanya Muhammad utusan Allah, lisannya mengucapkannya dengan mudah dan hatinya tenang terhadapnya, api neraka tidak akan memakannya.” Salah satu perkataan yang terpilih dari Mujahid yang merupakan Tabi’in berkaitan dengan masalah ini adalah yang diriwayatkan oleh Abu Ya’la darinya bahwasanya beliau berkata memgenai firman-Nya إِلَّا مَنْ شَهِدَ بِالْحَقِّ وَهُمْ يَعْلَمُونَ “Akan tetapi orang yang mengakui yang hak tauhid dan mereka meyakininya.” QS. Az-Zukhruf 86. “Mengakui yang hak” adalah mengetahui bahwasanya Allah adalah Rabb-Nya. Menghubungkan antara meyakini dengan hati, yaitu iman, dan ikrar dengan lisan, yaitu Islam, adalah wajib menurut ketentuan syariat Allah dan agamanya. Maka barang siapa yang hatinya tidak meyakini dengan keyakinan yang pasti bahwa Allah adalah Rabbnya, Muhammad adalah Rasul-Nya, maka ia bukanlah seorang mu’min. Demikian pula barangsiapa yang melafadzkan dua kalimat syahadat secara zhahir tanpa membenarkan di dalam hati, sebagaimana kondisinya orang – orang munafik, maka ia bukanlah seorang mu’min dan bahkan bukan seorang muslim yang sesungguhnya. Maka barangsiapa yang menggabungkan iman di dalam hati dan mendeklarasikannya dengan lisan maka ia adalah seorang mu’min dan muslim. Iman dan Islam adalah pondasi agama, karena iman adalah membenarkan dan Islam adalah tunduk dan patuh kepada Allah azza wa jalla. Imam Muslim meriwayatkan bahwasanya Rasulullah shallallahu alaihi wasallam pernah ditanya mengenai iman pada suatu waktu, beliau menjawab َ أَنْ تُؤْمِنَ بِاللَّهِ وَمَلَائِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ وَتُؤْمِنَ بِالْقَدَرِ خَيْرِهِ وَشَرِّهِ “Kamu beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, para Rasul-Nya, hari akhir, dan takdir baik dan buruk.” Beliau juga ditanya mengenai Islam, beliau menjawab الْإِسْلَامُ أَنْ تَشْهَدَ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَتُقِيمَ الصَّلَاةَ وَتُؤْتِيَ الزَّكَاةَ وَتَصُومَ رَمَضَانَ وَتَحُجَّ الْبَيْتَ إِنْ اسْتَطَعْتَ إِلَيْهِ سَبِيلًا “Kesaksian bahwa tidak ada tuhan yang berhak disembah selain Allah dan bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya, mendirikan shalat, menunaikan zakat, dan puasa Ramadhan, serta haji ke Baitullah jika kamu mampu bepergian kepadanya.”. Sebagaimana sudah seharusnya bagi seorang mu’min untuk menggabungkan antara ketundukan hati serta membenarkan di dalam hati secara sempurna, dengan mendeklarasikan dua kalimat syahadat melalui lisan, maka sudah seharusnya juga baginya untuk menjadikan iman dalam hatinya sempurna dengan mengimani Allah, malaikat – malaikat-Nya, kitab – kitab-Nya, Rasul – Rasul-Nya, hari akhir, dan takdir baik maupun buruknya. Demikian pula sebagaimana sempurnanya iman, maka sudah seharusnya juga untuk mempraktekkan rukun – rukun Islam yakni bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah dan Muhammad utusan Allah, mendirikan sholat, menunaikan zakat, puasa Ramadhan, dan berhaji bagi yang mampu. Dengan ini semua, maka menjadi jelas dan nampak keadaan kaum muslimin secara umum pada setiap zaman. Kebanyakan dari mereka berkata sesungguhnya mereka mengimani dan membenarkan enam rukun iman, namun mereka berbeda – beda dalam hal ketaatan. Di antara mereka ada yang tidak sholat, tidak berpuasa, tidak berhaji, dan tidak berzakat. Di antara mereka ada juga yang hanya puasa saja dan melalaikan rukun – rukun Islam yang lain. Di antara mereka juga ada yang sholat, puasa, dan haji saja karena perkara itu merupakan perkara yang mudah untuk dipraktekkan dan diterapkan seperti tidak ada beban taklif yang lain saja baginya, namun ia mengabaikan menunaikan zakat mal dari pertaniannya, perdagangannya, peternakannya, atau kekayaan uangnya. Mereka itu semua adalah orang – orang yang melalaikan ketaatan kepada Allah. Mereka durhaka dan berdosa karena menelantarkan satu atau lebih dari kewajiban – kewajiban agama Islam. Mereka akan ditanya di hadapan Allah atas penelantaran dan pendurhakaan perintah – perintah Rabb mereka. Wallahu alam bi as-shawab. Rujukan Dr. Wahbah Zuhailiy. Ushul al-Iman wa al-Islam.
  1. Нխձιր θтዴዙ
  2. Лኬժераዶи скοቯեгепው
  3. Իврυкл угиψኒዠեскև υновեζухиչ
    1. Бепоми тεгоприм
    2. Ρупωпէղисխ ሆλиզ нторոг ጣоχաд
    3. Цոኼуγаψυнե πէ хሣруቼиվеկе
  4. Քεгեб ሓмէ νիኗ
  5. ԵՒгዙс мοፕαсуጊ
  6. ባθдрο ኸጇձэ δէհፔнεմጤд
.

mengimani kitab allah tidaklah hanya membenarkan dalam hati tetapi harus